Kamis, 16 Agustus 2012

Kesalahan Dalam Mengangkat Imam Shalat Berjama'ah


Kita mendapati banyak diantara kaum Muslimin yang merasa enggan memajukan anak muda untuk menjadi imam, meski dia adalah orang yang paling pandai membaca al-Qur’an diantara mereka, kemudian anda melihat mereka memajukan seorang laki-laki dari kalangan orang terpandang atau orang yang paling tua diantara mereka, meski dia tidak bagus dalam membaca al-Fatihah.
Rasulullah صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ pernah bersabda dalam rangka menjelaskan kaidah-kaidah dan tata cara menjadi imam serta siapakah yang berhak menjadi imam,

يَؤُمُّ الْقَوْمَ اَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ، فَإِنْ كَانُوْا فِي القِرَاءَ ةِ سَوَاءً فَأَ عْلَمُهُمْ بِاسُّنَّةِ، فَإِنْ كَانُوْا فِي السُّنُّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإِنْ كَانُوْا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِنًّا.

“Yang berhak mengimami suatu kaum ialah orang yang paling pandai membaca al-Qur’an diantara mereka. Jika dalam bacaan mereka sama, maka yang paling banyak mengetahui tentang Sunnah diantara mereka. Jika dalam Sunnah mereka sama, maka yang paling dahulu berhijrah diantara mereka. Jika dalam hijrah mereka sama, maka yang paling tua diantara mereka.”
(Diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari Abu Mas’ud. Lihat takhrijnya dalam Shahih al-Jami’, no.8011)

Hadist ini sangat jelas menerangkan bahwasanya tidak seyogyanya menjadi imam kecuali orang yang paling utama dalam hal menghafal al-Qur’an dan pengetahuan tentang hukum-hukumnya.
Para ulama Lajnah Da’imah telah memfatwakan bahwasanya imam anak kecil yang sudah baligh adalah sah, sebagaimana sabda Nabi صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ , “Yang berhak mengimami suatu kaum ialah orang yang paling pandai membaca al-Qur’an diantara mereka” dan sebagaimana telah diriwayatkan secara shahih di dalam Shahih al-Bukhari dari Amr bin Salamah al-Jarmi, dia berkata,

قَدِمَ أَبِيْ مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ، يَقُوْلُ: إِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْيَؤُ مَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا. فَنَظَرُوْا فَلَمْ يَجِدُوْا أَحَدٌ أَكْثَرَمِنِّيْ قُرْآنًا فَقَدَّمُوْ نِيْ وَاَنَا ابْنُ سِتٍّ أَوْسَبْعَ سِنِيْنِ.

“Ayahku datang dari sisi Nabi صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ , (dia berkata), ‘Rasulullah صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ bersabda, ‘Apabila datang waktu shalat, maka hendaknya yang mengimami kalian adalah orang yang paling banyak hafalan al-Qur’annya.’ Amr bin Salamah berkata, ‘Kemudian mereka mencari-cari, namun mereka tidak menemukan seorang pun yang lebih banyak hafalan al-Qur’annya  daripada saya, maka mereka pun memajukan saya padahal ketika itu saya masih berusia enam atau tujuh tahun’.”
(Majallah al-Buhuts, 21/74)

Referensi kitab:
إرشاد السا لكين إلى أخطاء المصلين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar