Sabtu, 29 Oktober 2011

Penguat Operasional Op-Amp

Penguat Operasional (Operational Amplifier – Op Amp) adalah sebuah penguat instan yang bisa langsung dipakai untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op amp biasanya berupa IC (Integrated Circuit). Pengemasan Op amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu op amp (contoh : 741), dua op amp (4558, LF356), empat op amp (contoh = LM324, TL084), dll.

Simbol Op amp
Simbol Op amp
Penguat Operasional tersusun dari beberapa rangkaian penguat yang menggunakan transistor atau FET. Biasanya membuat penguat dari op amp lebih mudah dibandingkan membuat penguat dari transistor karena tidak memerlukan perhitungan titik kerja, bias, dll.
Kelebihan penguat operasional (op amp):
  1. Impedansi input yang tinggi sehingga tidak membebani penguat sebelumnya.
  2. Impedansi output yang rendah sehingga tetap stabil walau dibebani oleh rangkaian selanjutnya.
  3. Lebar pita (bandwidth) yang lebar sehingga dapat dipakai pada semua jalur frekuensi audio (woofer, midle, dan tweeter)
  4. Adanya fasilitas offset null sehingga memudahkan pengaturan bias penguat agar tepat dititik tengah sinyal.
Bagian-bagian dalam Op amp :
  1. Penguat Differensial, yaitu merupakan bagian input dari Op amp. penguat differensial mempunyai dua input (input + dan input -)
  2. Penguat Penyangga (Buffer), yaitu penguat penyangga sinyal output dari penguat differensial agar siap untuk dimasukkan ke penguat akhir op amp.
  3. Pengatur Bias, yaitu rangkian pengatur bias dari penguat differensial dan buffer agar diperoleh kestabilan titik nol pada output penguat akhir
  4. Penguat Akhir, yaitu penguat yang merupakan bagian output dari Op amp. Penguat Akhir ini biasanya menggunakan konfigurasi push-pull kelas B atau kelas AB.
Penggunakan penguat operasional:
1. Pembanding (Comparator)
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan yang masuk pada input (+) dan input (-).
Comparator
Comparator
Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan mengeluarkan tegangan positif dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan mengeluarkan tegangan negatif. Dengan demikian op amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda.
2. Penguat Pembalik (Inverting)
Penguat Pembalik
Penguat Pembalik
Penguat pembalik adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal dimana sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input.
3. Penguat tidak membalik (Non Inverting)
Penguat tidak membalik
Penguat tidak membalik
Penguat tidak membalik adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal dimana sinyal outputnya sefasa dengan  sinyal input.
4. Penguat differensial
Penguat Diferensial
Penguat Diferensial
Penguat differensial adalah penggunaan op amp untuk mencari selisih antara dua buah titik tegangan yang berbeda.
5. Penguat penjumlah (Summing Amplifier)
Penguat Penjumlah
Penguat Penjumlah
Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan level masing masing sinyal input yang masuk ke op amp. Penggunanan op amp sebagai penjumlah sering dijumpai pada rangkaian mixer audio.
6. Integrator (atau LPF)
Integrator
Integrator
Integrator berfungsi mengintegralkan  tagangan input terhadap waktu. Penggunanan integrator juga sebagai tapis lulus bawah (Low Pass Filter)
7. Differensiator (atau HPF)
Diferensiator
Diferensiator
Differensiator berfungsi mendiferensialkan tagangan input terhadap waktu. Penggunanan diferensiator juga sebagai tapis lulus atas (High Pass Filter)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar